Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dipercepat dengan frekuensi yang terdapat dalam frekuensi radio (RF) dalam spektrum elektromagnetik. Gelombang ini dalam jangkauan 10 hertz sampai beberapa gigahertz. Radiasi Elektromagnetik bergerak dengan cara elektrik dan magnetik osilasi.
Adapun gelombang elektromagnetik lainnya, yang memiliki frekuensi di atas gelombang radio adalah sinar gamma, sinar-X, inframerah, ultraviolet, dan cahaya terlihat.
Ketika gelombang radio melalui kabel, osilasi dari medan listrik dan magnetik dapat mempengaruhi arus bolak-balik dan voltasi di kabel. Ini dapat diubah menjadi signal audio atau lainnya yang dapat membawa informasi.
Meskipun kata 'radio' digunakan untuk menjelaskan fenomena ini, transmisinya yang kita kenal sebagai televisi, radio, radar, dan telepon genggam adalah kelas dari emisi frekuensi radio.
Spektrum radio
ELF | SLF | ULF/VF | VLF | LF/LW | MF/MW | HF/SW | VHF | UHF | SHF | EHF
3 Hz | 30 Hz | 300 Hz | 3 kHz | 30 kHz | 300 kHz | 3 MHz | 30 MHz | 300 MHz | 3 GHz | 30 GHz | 300 GHz
[sunting] Penemuan
Gelombang Radio |
Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada 1873 oleh James Clerk Maxwell dalam papernya ke Royal Society teori dinamika medan elektromagnetik (bahasa Inggris: A dynamical theory of the electromagnetic field), setelah kerjanya antara 1861 dan 1865.
Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tapi hanya dibilang itu cuma merupakan induksi.
Adalah Heinrich Rudolf Hertz yang, antara 1886 dan 1888, pertama kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen, memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian), dan menemukan bahwa persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan partial disebut persamaan gelombang.
[sunting] Penggunaan radio
Sebuah radio merek Truetone
Sebuah radio merek Bush lama
Banyak penggunaan awal radio adalah maritim, untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode Morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal termasuk Angkatan Laut Jepang memata-matai armada Rusia pada saat Perang Tsushima di 1901. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah pada saat tenggelamnya RMS Titanic pada 1912, termawuk komunikasi antara operator di kapal yang tenggelam dan kapal terdekat, dan komunikasi ke stasiun darat mendaftar yang terselamatkan.
Radio digunakan untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II; Jerman menggunakan komunikasi radio untuk pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania. Amerika Serikat menyampaikan Empat belas Pokok Presiden Woodrow Wilson kepada Jerman melalui radio ketika perang.
Siaran mulai dapat dilakukan pada 1920-an, dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Selain siaran, siaran titik-ke-titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi populer pada 1920-an dan 1930-an.
Penggunaan radio dalam masa sebelum perang adalah pengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal dengan penggunaan radar].
Sekarang ini, radio banyak bentuknya, termasuk jaringan tanpa kabel, komunikasi bergerak di segala jenis, dan juga penyiaran radio. Baca sejarah radio untuk informasi lebih lanjut.
Sebelum televisi terkenal, siaran radio komersial termasuk drama, komedi, beragam show, dan banyak hiburan lainnya; tidak hanya berita dan musik saja.
http://www.rri-online.com/modules.php?name=Pendidikan&op=figur_detail&id=4
VALDEMAR POULSEN : PENGHASIL GELOMBANG RADIO
Jakarta-RRI-Online,
Valdemar Poulsen (1869-1942) merupakan Insinyur Denmark yang pada 1903 mengembangkan peralatan yang dapat menghasilkan gelombang-gelombang radio secara terus-menerus.
Penemuan ini membantu pengembangan penyiaran radio. Pemancar lengkungnya dapat menghasilkan jangkauan frekuensi alat Singing Arc yang dikembangkan Duddell pada 1900. Alat itu meningkatkan frekuensi dari jangkauan gelombang audio menjadi gelombang radio, memungkinkan pembicaraan dapat dikirim dalam jarak lebih dari 241 kilometer.
Pada 1920, alat Poulsen memiliki kekuatan 1.000 kilowatt dengan jangkauan 4.020 kilometer.
http://media.isnet.org/iptek/100/Marconi.html
41 GUGLIELMO MARCONI 1874-1937
Dari keluarga berada, lahirlah Guglielmo Marconi tahun 1874 di Bologna, Itali. Penemu radio ini dapat pendidikan privat dari seorang guru. Tahun 1894 tatkala usianya menginjak dua puluh, Marconi baca percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Heinrich Hertz beberapa tahun sebelumnya. Percobaan-percobaan ini dengan gamblang mendemonstrasikan adanya gelombang elektromagnetik yang tak tampak oleh mata, bergerak lewat udara dengan kecepatan suara.
Marconi lantas tergugah dengan ide bahwa gelombang ini bisa dimanfaatkan mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh tanpa lewat kawat yang menyediakan banyak kemungkinan berkembangnya komunikasi yang tak bisa dijangkau telegram. Misalnya, dengan cara ini berita-berita dapat dikirim ke kapal di tengah laut.
Tahun 1895, hanya setahun kerja keras, Marconi berhasil memprodusir peralatan yang diperlukan. Tahun 1896 dia memperagakan alat penemuannya di Inggris dan memperoleh hak paten pertamanya untuk penemuan ini. Marconi bergegas mendirikan perusahaan dan "Marconi" pertama dikirim tahun 1898. Tahun berikutnya dia sudah sanggup kirim berita tanpa lewat kawat menyeberang selat Inggris. Meskipun patennya yang terpenting diperolehnya tahun 1900, Marconi meneruskan pembuatan dan mempatenkan banyak penyempurnaan-penyempurnaan atas dasar penemuannya sendiri. Di tahun 1901 dia berhasil mengirim berita radio melintasi Samudera Atlantik, dari Inggris ke Newfoundland.
Makna penting dari penemuan barunya secara dramatis dilukiskan di tahun 1909 tatkala kapal S.S. Republic rusak akibat tabrakan dan tenggelam ke dasar laut. Berita radio amat membantu, semua penumpang bisa diselamatkan kecuali enam orang. Pada tahun yang sama Marconi berhasil meraih Hadiah Nobel untuk penemuannya. Dan pada tahun berikutnya dia berhasil mengirim berita radio dari Irlandia ke Argentina, suatu jarak yang lebih dari 6000 mil.
Semua berita ini dikirim lewat tanda-tanda sistem kode Marconi. Sebagaimana diketahui, suara itu dapat dikirim lewat radio, tetapi hal ini baru bisa terlaksana sekitar tahun 1915. Penyiaran radio dalam skala komersial baru mulai awal tahun 20-an, tetapi kepopulerannya dan arti pentingnya tumbuh dengan amat cepatnya.
Sebuah penemuan yang hak patennya punya harga tinggi dengan sendirinya menimbulkan pertentangan di pengadilan. Tetapi, rupa-rupa tuntutan lewat pengadilan sirna melenyap sesudah tahun 1914 tatkala pengadilan mengakui hak-hak Marconi. Pada tahun berikutnya, Marconi melakukan pula penyelidikan penting di bidang gelombang pendek dan komunikasi microwave. Dia menghembuskan nafas terakhir di Roma tahun 1937.
Selain Marconi menjadi kesohor selaku penemu, jelas pula pengaruhnya tak diragukan dalam hal arti penting radio dan hal-hal yang berkaitan dengan itu. Marconi tidak menemukan televisi. Tetapi, penemuan radionya merupakan pembuka jalan penting buat televisi, karena itu adalah layak menganggap Marconi punya saham juga dalam pengembangan televisi.
Jelas, komunikasi tanpa kawat punya makna teramat penting dalam dunia modern. Ini bermanfaat amat buat pengiriman berita, untuk hiburan, untuk keperluan militer, untuk penyelidikan ilmiah, untuk tugas-tugas kepolisian, dan lain-lain keperluan. Meskipun untuk beberapa hal telegram (yang sudah diketemukan orang lebih dari setengah abad sebelumnya) boleh dibilang punya kegunaan juga, penggunaan radio secara besar-besaran betul-betul tak tertandingkan. Dia bisa mencapai mobil, kapal di lautan, pesawat yang sedang mengudara, bahkan pesawat ruang angkasa. Jelas merupakan penemuan lebih penting ketimbang tilpun karena berita-berita yang dikirim via tilpun dapat pula dikirim lewat radio, lagi pula pesan-pesan lewat radio dapat dikirim ke tempat-tempat yang tak bisa dicapai tilpun.
Marconi punya tempat urutan lebih tinggi dalam daftar ini ketimbang Graham Bell semata-mata berhubung komunikasi tanpa kawat merupakan penemuan lebih penting daripada tilpun. Saya tempatkan Edison sedikit lebih tinggi dalam urutan daftar buku ini ketimbang Marconi lantaran jumlah besar penemuan yang sudah dilakukannya, meski tak ada satu pun daripadanya yang mengungguli arti penting radio. Karena radio dan televisi hanyalah merupakan bagian kecil saja dari penggunaan praktis dari kerja teoritis Michael Faraday dan James Clerk Maxwell, adillah apabila Marconi mesti ditempatkan dalam urutan sedikit lebih bawah dari kedua orang itu. Bersamaan dengan itu jelas pula bahwa sejumlah kecil saja tokoh-tokoh politik yang punya pengaruh besar terhadap dunia seperti yang dipunyai Marconi, karena itu layak pula dia ditempatkan pada kedudukan cukup tinggi dalam daftar urutan buku ini.
http://tahukahanda.wordpress.com/2006/04/30/tahukah-anda-radio-paling-awal/
Deskripsi sistem transmisi radio paling awal ditulis oleh Dr. Mahlon Loomis (1826-1886) pada 2 Juli 1864. Diperagakan di antara dua buah layang-layang berjarak lebih dari 22 kilometer di Bear's Den, Loudoun County, Virginia, Amerika Serikat pada Oktober 1866.
http://indonesian.irib.ir/kal_sejarah/masehi/oktober/18oktober.htm
Radio BBC Didirikan
Tanggal 18 Oktober 1922, Radio BBC Inggris didirikan. Radio ini awalnya merupakan radio swasta, namun kemudian diambil alih oleh pemerintah Inggris pada tahun 1927. Sejak itu pula, anggaran dana radio BBC yang mengudara dalam berbagai bahasa ini dipenuhi oleh pemerintah Inggris. Meskipun BBC mengklaim kenetralan siarannya, namun pada setengah abad terakhir ini, terbukti bahwa radio BBC telah menjadi alat propaganda Inggris dan memberi jalan bagi pemerintahan London untuk mencampuri urusan dalam negeri negara-negara lain. Selain itu, BBC selalu menyiarkan berita dan laporan yang tendensius yang sejalan dengan politik imperialisme dan avonturis Inggris di negara-negara dunia ketiga.
http://www.seamolec.or.id/sejarah.htm
Bagaimana Sejarah Berdirinya ?
Pada awal tahun 1968 pemerintah RI dengan bantuan UNESCO melaksanakan serangkaian penelitian di bidang pendidikan. Di antara penelitian tersebut salah satunya dilakukan oleh LHS Emerson dengan judul Education in Indonesia: "Diagnosis of the present situation with identification of priorities development". Penelitian ini menyimpulkan bahwa program radio dan televisi pendidikan merupakan bagian integral dari pengembangan materi dan kurikulum pendidikan, oleh karena itu harus diberi prioritas. Selanjutnya dari hasil penelitian "Alternative Strategis for Primary Education in Indonesia; A Cost of Effectiveness Analysis” Jamison melaporkan bahwa dengan satuan biaya tetap perbaikan sistem pendididkan dasar dapat dilakukan dengan media radio dalam memperbesar ratio guru murid.
Berdasarkan laporan hasil penelitian tersebut Lembaga Media Pendidikan BPP (Badan Pengembangan Pendidikan) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan seminar tentang "Educational Broadcasting" tanggal 27 Desember 1971 s. d. 15 Januari 1972 di Bogor. Seminar tersebut memberikan rekomendasi perlu diadakannya eksperimen siaran radio pendidikan.
Berdasarkan rekomendasi tersebut selama tahun 1972 diadakan berbagai kegiatan untuk mempersiapkan pelaksanaan eksperimen siaran radio pendidikan melalui Proyek Perintis Siaran Radio Pendidikan. Dalam tahap persiapan ini BPP dengan UNESCO memberikan tugas kepada :
a. INSCORE (Institut for Social and Communication Research) mengadakan penelitian tentang pengaruh dari siaran radio pendidikan.
b. Lembaga Penelitian Telekomunikasi Radio dan Microwave Institute Teknologi Bandung (ITB) mengadakan studi tentang spesifikasi dan disain pesawat penerima radio untuk siaran radio pendidikan.
c. Lembaga Manajemen Universitas Indonesia (UI) mengadakan penelitian tentang Pengelolaan Siaran Radio Pendidikan.
Pada tahun 1973 dimulailah eksperimen Siaran Radio Pendidikan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil evaluasi yang dilakukan IKIP Semarang terhadap eksperimen ini pada tahun 1974 cukup menggembirakan. Pada tahun itu juga BPP yang kemudian menjadi Balitbang Dikbud mengajukan usulan secara resmi kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk membentuk unit TKPK (Teknologi Komunikasi untuk Pendidikan dan Kebudayaan).
Berdasarkan usulan tersebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 31 Juli 1976 membentuk Tim Penyelenggara TKPK yang terdiri atas SPTN (Satuan Tugas Pelaksana TKPK Nasional ) di Jakarta, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya serta SPTD (Satuan Tugas Pelaksana TKPK Daerah) di 11 propinsi dan Perintis Teknologi Komunikasi Pendidikan Luar Sekolah (TKPLS) di di 9 Kabupaten dan 3 propinsi.
Pada tahun 1978 Tim TKPK dengan SPTN dan SPTD nya serta Perintis TKPLS ditetapkan oleh Presiden menjadi Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan ketetapan tersebut maka pada bulan Juli 1979 Tim Penyelenggara TKPK dikukuhkan Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan. SPTN Jakarta dihapuskan, SPTN Semarang dan Yogyakarta menjadi Balai Produksi Media Radio (BPMR). SPTN Surabaya menjadi Balai Produksi Media Televisi (BPM-TV). Bersamaan dengan itu SPTD di 11 propinsi dan perintis TKPLS di 3 propinsi berubah menjadi Sanggar Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Sanggar Tekkom) di 14 propinsi. Keempat belas Sanggar tersebut berada di Jayapura (Irian Jaya), Ambon (Maluku), Kupang (NTT), Mataram (NTB), Samarinda (Kaltim), Palangkaraya (Kalteng), Pontianak (Kalbar), Surabaya (Jatim), Semarang (Jateng), Yogyakarta DIY), Bandung (Jabar).Ujung Pandang (Sulsel), Palu (Sulawesi Tengah), dan Kendari (Sulawesi Tenggara)
Pada tanggal 29 Desember 1995 Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) menyetujui pembentukan 7 sanggar baru. Berdasarkan persetujuan tersebut, pada tanggal 5 Februari 1996 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengukuhkan berdirinya 7 Sanggar baru masing-masing di propinsi Daerah Istimewa Aceh di Banda Aceh, Riau di Pakanbaru, Sumatera Barat di Padang, Jambi di Jambi, Sumatera Selatan di Palembang, Kalimantan Selatan di Banjarmasin dan Timor Timur di Dilli. Dengan lepasnya Timor Timur dari pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1999 maka Sanggar Tekkom di Dilli secara otomatis hapus, sehingga dengan demikian jumlah Sanggar Tekkom tinggal 20 buah saja.
Merespon perkembangan dibidang teknologi komunikasi dan informasi dan didasari oleh pelaksanaan otonomi daerah, sejak awal tahun 2000 PUSTEKKOM mengalami reorganisasi. Namanyapun berubah menjadi Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan. Setelah melewati masa masa transisi, mulai akhir 2001 reorganisasi PUSTEKKOM selesai. Mulai dengan saat itu Sanggar-sanggar yang semula merupakan unit pelaksana teknis PUSTEKKOM di daerah berubah menjadi unit pelaksana teknis daerah dengan nama dan struktur organisasi yang beragam setingkat eselon tiga. Kini PUSTEKKOM tinggal memiliki 3 unit pelaksana teknis yaitu Balai Pengembangan Media Radio di Yogyakarta, Balai Pengembangan Multimedia di Semarang dan Balai Pengembangan Media Televisi di Surabaya.
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1205/01/1105.htm
Menggugah Pendidikan Lewat Radio Komunitas
DUA penyiar remaja itu menyapa pendengar dengan bahasa Sunda pada acara Sampurasun di Radio Pelangi 92,5 FM. Meski studio radio itu sempit dan sederhana, mereka tampak asyik. Bahkan, beberapa lagu atau tembang Sunda diputar untuk menghibur suasana siang itu.
Itulah pemandangan yang terlihat di Radio Pelangi atau disebut radio komunitas di Desa Panyingkiran, Kec. Rawamerta, Kab. Karawang, yang terletak bersebelahan dengan kantor desa. Ruang studio kecil, hanya ukuran 2 X 3,5 meter persegi, dilengkapi seperangkat alat radio yang sederhana pula.
Sejak beberapa bulan ini, seperti diakui Kepala Desa Panyingkiran, M. Kusnaedi, suasana kantor desa lebih meriah. Anak muda saban hari datang ke kantor desa, karena ingin melihat langsung dan ikut nimbrung dalam berbagai acara yang disiarkan radio komunitas itu. Bahkan, pada malam Minggu, sebagian besar anak muda menghabiskan waktunya di kantor desa yang kondisinya juga sederhana.
Bagi Kusnaedi, kondisi itu tidak ditemukan sebelumnya. Desa dengan luas lahan lebih kurang 294,4 hektare itu, merupakan daerah miskin. Karena, sebagian besar penduduknya, kini berjumlah lebih kurang 1.600 kepala keluarga, hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan kehadiran radio, suasana desa menjadi ramai.
Kepala Desa Kusnaedi, mengaku terharu melihat kondisi desanya saat ini. Betapa tidak, sebagian besar anak muda di desa itu berangkat bekerja di Arab Saudi, atau negara lainnya di Timur Tengah. Para orang tua lebih mendahulukan anaknya untuk bekerja, ketimbang meneruskan pendidikan ke tingkat lebih tinggi.
Terjadinya perubahan dan kesadaran masyarakat, khususnya di bidang pendidikan, tidak terlepas dari kegiatan sosial yang diselenggarakan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI). Seperti dijelaskan Herawati, pekerja YKAI, setelah delapan bulan berada di Desa Panyingkiran, kesadaran orang tua melanjutkan pendidikan anaknya ke jenjang lebih tinggi, seperti dari sekolah dasar ke SMP, mencapai 98 persen. "Padahal sebelumnya, anak-anak di sini kebanyakan tamat SD. Kalaupun ada yang melanjutkan, sekira 30 persen,"ujarnya.
Bukan hanya persoalan rendahnya kesadaran melanjutkan pendidikan, orang tua di desa itu juga lebih memilih mengirimkan anak mereka bekerja ke Timur Tengah. Tahun 2004 saja, sebanyak 384 anak berangkat ke negeri padang pasir itu. "Dari jumlah itu, 98 persen adalah perempuan dan hampir 30 persen di antaranya masih berusia di bawah 18 tahun," kata Samsul, juga dari YKAI.
Dengan modal Rp 12,5 juta serta dukungan penuh dari masyarakat dan desa, YKAI membangun radio komunitas, beberapa bulan lalu. Keterbatasan dana, tidak menjadi halangan. Anak muda diberikan latihan sebagai penyiar. "Jumlah penyiar sebanyak 20 orang, termasuk kepala desa. Mereka tidak dibayar, melainkan sukarela menjadi penyiar," jelas Samsul.
Sasaran utama radio itu, lanjut Herawati, adalah menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, serta memberikan pelatihan kepada anak-anak muda dalam membaca. Sebab, dengan menjadi penyiar, otomatis mereka harus belajar membaca. Untuk pendukung, di sebelah studio, dibuat sanggar membaca. Kemudian, juga disediakan perpustakaan keliling.
Pendekatan pekerja YKAI, memberikan arti mendalam bagi masyarakat Panyingkiran. Seperti dikatakan Kusnaedi, pengaruh radio cukup besar. Bahkan, ia rela menjadi penyiar mesti tanpa dibayar. "Saya membawakan acara suara desa dengan nama samaran Kuwu Japrat,"katanya.
Radio komunitas Pelangi, belum memiliki izin siaran, karena masih dalam proses di Dinas Perhubungan Kab. Karawang. Meski belum mengantongi izin, siaran dimulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB.
Untuk menutup biaya operasional, dijual atensi kepada pendengar. Satu lembar harganya Rp 400,00. "Dengan hasil penjualan atensi, kami bisa membiayai operasional radio, ditambah bantuan dari kepala desa," kata Samsul.
Keberadaan radio komunitas dan kesadaran pentingnya pendidikan di Desa Panyingkiran, tampaknya sampai juga ke telinga Menteri Negara Pemberdayaan Wanita, Meutia Hatta. Hal itu terbukti, pada 1 Juni lalu, ia khusus datang ke desa tersebut melihat langsung perubahan yang terjadi. (Irwan Natsir/"PR")***
http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2007/1/28/kel1.html
Tips Atasi Pengaruh Televisi pada Anak
TELEVISI memang kontroversial. Ia sebagai media hiburan dan informasi, tetapi juga media "menyesatkan". Muatan televisi, bagaikan madu dan racun yang terus menerus dinikmati masyarakat. Bagaimana sebaiknya orangtua menyikapi pengaruh televisi pada anak-anak? Berikut sejumlah tips sebagaimana ditulis www.sabda.org.
* Berikan Teladan
Sikap orangtua akan ditiru anak. Sebaiknya orangtua lebih dulu menentukan batasan bagi dirinya sendiri dulu sebelum membuat batasan bagi anaknya. Misalnya, orangtua hanya menonton TV pada saat merasa lelah atau bosan pada kegiatan lain. Dengan begitu, Anda tidak menjadikan menonton TV sebagai menu utama setiap hari. Jangan hidupkan TV sepanjang waktu. Matikan TV ketika sedang makan, berdoa bersama, bercengkerama, atau belajar.
* TV bukan Pengasuh
Hindari memanfaatkan TV sebagai babysitter atau pengasuh anak. Di tengah kesibukan kerja, para orangtua lebih merasa aman dan tenang jika anak duduk manis di depan pesawat TV ketimbang main di luar. Tingginya angka kejahatan dan semrawutnya lalu lintas sudah membuat orangtua mengkhawatirkan keselamatan putra-putrinya. Untuk mengalihkan menonton TV, berikanlah aktivitas positif bagi anak seperti ikut kursus, olahraga, berkebun, menggambar, memancing, membantu memasak, dll.
* Buat Jadwal Nonton
Ajak anak bersama-sama membuat jadwal kegiatan anak pulang sekolah. Yang penting beri porsi tidak lebih dari dua jam untuk menonton TV.
* Tempat Terbuka
Letakkan pesawat TV di tempat terbuka. Dengan begitu, Anda bisa memantau acara apa yang sedang ditonton anak. Namun begitu, usahakan juga letak pesawat TV tidak menjadikannya sebagai pusat aktivitas keluarga. Jangan menempatkan TV di kamar anak, kalau radio boleh.
* Untuk Mendidik
Pakailah TV untuk mendidik. Ada beberapa acara TV yang bagus ditonton bersama seperti program dokumentasi, "edutainment" (tayangan edukatif yang menghibur seperti discovery), kuis, olahraga, konser musik klasik, atau talk show. Lihat dulu "Acara TV" layak tonton yang biasanya terdapat di koran.
* Diskusikan Adegan
Diskusikan adegan anti-sosial di TV. Ajaklah anak membahas, apakah kata-kata kasar yang diucapkan patut ditiru? Apakah perilaku kekerasan itu layak dicontoh? Apakah setiap masalah harus diselesaikan dengan berkelahi? Diskusikan dan bandingkan nilai-nilai yang ada dalam TV dengan nilai agama.
* Bedakan Fakta & Fiski
Terangkan antara fakta dan fiksi. Anak masih kesulitan membedakan antara fiksi dan fakta. Tokoh drakula yang Anda anggap biasa saja, bisa membuat anak ketakutan dan susah tidur. Terangkan proses pembuatan film atau sinetron laga dan misteri, termasuk trik-trik pembuatannya. Apakah darah yang muncrat itu sungguhan? Mengapa jagoannya bisa terbang? Jelaskan bahwa untuk adegan yang berbahaya dilakukan pemeran pengganti yang terlatih. Ada teknik tertentu untuk membuat pemainnya bisa mengecil, menghilang dan menembus tembok. Jelaskan juga tali (sling) yang dipakai untuk membuat pemainnya bisa melayang.
* Terangkan Iklan
Diskusikan tayangan iklan yang ada. Mengapa ada iklan di TV? Apa tujuan iklan? Mengapa iklan selalu tampak menarik? Apakah iklan pernah menunjukkan kekurangan barang yang diiklankan? Apakah iklan yang bagus berarti barang yang diiklankan pasti bagus? Tunjukkan barang-barang yang paling sering diiklankan di TV. Ajak anak membandingkan, lebih bagus mana penampilan sebenarnya dengan yang di TV?
* Aturan Menonton
Rumuskan bersama aturan menonton TV. Aturan ini berlaku untuk semua anggota keluarga, juga pembantu, babysitter, famili, teman, tamu atau tetangga yang nebeng menonton.
* Tolak Kekerasan
Tolaklah semua media yang mengandung kekerasan. Bukan hanya TV, playstation pun mengandung banyak adegan kekerasan. Buatlah kesepakatan bahwa tidak ada tempat dalam keluarga bagi media yang mengandung kekerasan -- entah itu berupa TV, VCD/CD, playstation, video games, radio, kaset atau bacaan.
MASIH seputar tips menonton televisi, B. Guntarto dari bagian Kajian Anak dan Media Yayasan Kesejahteraan Anak dan Ibu (YKAI), dalam satu seminar sebagaimana ditulis dalam tempo news room, memberikan tips yang mesti dilakukan para orangtua sbb.;
* Orangtua Ikut Nonton
Meskipun tidak secara detil, orangtua harus mengetahui isi acara televisi yang biasa ditonton anak-anak. Dengan begitu, setidaknya orangtua bisa memilah mana acara yanng sesuai dengan usia anaknya. Saat mendampingi anak menonton TV, ada tiga hal yang dapat dilakukan, yaitu (1) eksplanasi atau penjelasan mengenai motif yang mendasari perbuatan, (2) konfirmasi berupa penegasan mana yang baik dan mana yang buruk, mana benar dan mana salah, serta (3) reinforcement atau penguatan terhadap hal-hal baik-buruk, benar-salah, misalnya dengan memuji tokoh yang melakukan tindakan baik.
* Pahami Isi Cerita
Orangtua juga mesti menjelaskan ide yang ada di balik cerita yang ditayangkan TV sehingga anak-anak dapat mencerna pesan dari tayangan itu. Penjelasan-penjelasan itu sebaiknya disesuaikan dengan usia anak. Usai menonton, orangtua juga bisa melakukan semacam diskusi mengenai acara yang baru saja disaksikan.
* Memilih Acara
Pilihlah acara TV yang sesuai dengan usia anak. Misalnya anak-anak hanya boleh menonton acara khusus anak-anak, atau tayangan yang ditujukan untuk keluarga dan yang sifatnya umum seperti tayangan olah raga.
* Melakukan Penjadwalan
Tidak ada batasan yang pasti mengenai berapa waktu maksimum untuk anak dalam menonton TV. Tapi yang bisa dijadikan pedoman bahwa lamanya menonton TV jangan sampai lebih lama dari waktu yang digunakan mereka untuk belajar. Kalau dalam sehari anak belajar dua jam, maka paling lama ia boleh menonton maksimal dua jam pula. Pengecualian bisa diberikan khusus untuk hari libur. Perlu diingat, jam menonton TV yang aman pada anak adalah antara pukul 15.00-18.00. Karena, di atas jam itu lebih banyak tayangan untuk dewasa.
* Posisi Menonton
Sebaiknya posisi pesawat TV sejajar dengan mata penontonnya. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi pengaruh sinar yang keluar dari tabung TV yang amat kuat. Penerangan dalam ruangan juga perlu diperhatikan. Lampu ruangan harus cukup terang dan terletak di langit-langit di atas penonton, bukan di belakang pesawat TV. Jarak menonton yang aman adalah lima kali lebar diagonal layar televisi. Misalnya untuk layar TV ukuran 14 inch, jarak amannya sekitar 1,75 meter, sedangkan untuk TV berukuran 20 inch sekitar 2,5 meter, begitu seterusnya.
* Posisi Televisi
Posisi TV sebaiknya jangan dipakai di ruangan yang biasa digunakan untuk belajar. Ada baiknya TV diletakkan di ruang tengah sehingga orangtua dapat dengan mudah memantau apa yang ditonton anak-anak. Penempatan TV di kamar anak sebaiknya dihindari karena mempersulit pengawasan. Terakhir, jangan biasakan anak-anak menonton TV sambil belajar atau mengerjakan PR. (*/tin
http://www.ramakofm.com/radioman.php
Jumat, 29 Desember 2006 - 21:19
Renungan Akhir Tahun Jurnalis Radio
“ANGKASA KITA DIKUASAI SIARAN RADIO BERITA ASING”
Coba anda sebutkan kata ”Kantor Berita ANTARA” kepada seorang petani disebuah desa di Subang Jawa Barat (yang jaraknya hanya 3 jam perjalanan darat dari Jakarta), mereka pasti menggeleng dan tidak mengenal nama itu, tapi ketika anda sebutkan BBC, VOA langsung mereka memberikan respon sangat mengenal nama itu.
Itulah gambaran begitu mengakarnya pengaruh Radio Berita Asing di Indonesia sampai jauh kepelosok, masa sebelumnya siaran Radio Berita Asing hanya bisa didengar melalui gelombang pendek dan hanya masyarakat tertentu yang punya akses ini dan pada umumnya adalah kalangan masyarakat yang tergolong tingkat pendidikan dan kritisnya cukup tinggi.
Namun sejak terbukanya gerbang kebebasan Pers di Indonesia, semua media termasuk radio, sangat bersemangat untuk tampil sebagai media yang informatif namun tidak didukung oleh sumberdaya yang memadai. Kondisi inilah yang menjadi peluang bagi Radio Berita Asing menggandeng radio siaran swasta daerah sebagai partner mereka dalam mensuplai berita dan informasi gratis bahkan memberikan imbalan berupa bantuan peralatan siar dan pelatihan jurnalistik berkala.
Di Indonesia saat ini jumlah radio swasta lokal + 800 radio (data PP. PRSSNI) belum termasuk yang bergabung dalam assosiasi lainnya dan diperkirakan jumlah radio swasta lokal ini akan terus tumbuh dengan cepat karena ditunjang faktor Kebijakan Otonomi Daerah yang telah memberi kebebasan Pemerintah Daerah untuk mengeluarkan izin pendirian radio baru.
Kemudahan mendirikan Radio tapi tidak ditunjang oleh kesiapan modal dan sumber daya memadai, juga merupakan faktor yang membuat Radio Berita Asing menguasai ”frekwensi siaran” radio kita.
Faktor yang mendorong Radio Swasta daerah menjadi partner Radio Berita Asing.
1. Untuk Memenuhi Jam siaran
> kekurangan tenaga kreatif program
2. Efisiensi Biaya Operasional
> pada saat relay tidak diperlukan tenaga penyiar
3. Mendapat bantuan peralatan jurnalistik / siaran
> Meningkatkan kwalitas alat dan teknologi
4. Mendapat pelatihan jurnalistik gratis
> Meningkatkan kompetensi jurnalis dan program
5. Bangga menjadi partner
> Merasa dihargai dan dipromosikan
5 faktor diatas ternyata sangat sederhana, kenapa tidak ada lembaga pers atau jurnalis radio yang mengampil peran itu, misalnya :
1. Kantor Berita Antara
Kantor Berita milik pemerintah ini, selama ini hanya fokus pada supply berita cetak dan foto, sehingga pemberitaan radio bidang yang belum familiar.
2. RRI – Radio Republik Indonesia
Lembaga pemberitaan radio milik pemerintah ini semakin tenggelam namanya, karena terlalu sibuk dengan permasalahan internal dan dengan beban jumlah karyawan yang sangat banyak membuat RRI laksana gajah kegemukan yang susah bergerak, ditambah lagi trauma masa orde baru atas kewajiban relay berita namun tidak ada penghargaan sebagai partner bagi radio siaran swasta daerah.
3. PRSSNI – Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia adalah organisasi pemilik radio yang dijalankan oleh elit pemilik yang radionya sudah sukses, namun usaha untuk memberdayakan anggotanya masih kurang sekali, peran PRSSNI semata menjadi mediator untuk urusan dengan regulasi dan birokrasi, sementara kondisi dominasi radio berita asing ini kalah penting dariurusan iklan bersama, sehingga PRSSNI belum/tidak bisa diharapkan.
4. Radio Swasta
Radio swasta yang besar lebih sibuk memikirkan strategi perolehan kue iklan dalam persaingan yang berdarah-darah, dari pada membantu radio swasta daerah dalam akses informasi & teknologi, hanya beberapa radio yang melakukan peran ini, seperti Radio 68H, Elshinta, Ramako dan Tri Jaya serta beberapa radio lainnya.
Pertanyaan besarnya adalah apakah dominasi jam siaran radio swasta daerah oleh Radio berita asing tersebut akan kita biarkan saja?, dan pernahkah kita menganalisa kondisi ini, studi kasus BBC dan VOA:
1. BBC London mempunyai mitra 85 Radio FM di Indonesia
sumber: www.bbcindonesia.com
2. VOA saat ini mempunyai 207 mitra radio di 130 kota di Indonesia.
sumber: www.voanews/indonesia
Begitu mendominasinya siaran radio asing, misalnya sebuah swasta lokal di Lampung, merelay VOA dari Senin s/d Minggu, selama jam siarannya dari pkl. 07.30-22.30, setiap jamnya 30 menit diisi oleh siaran VOA, coba bayangkan dari 15 jam siarannya 50 % jamnya adalah siaran VOA !
Seharusnya kita ber-TERIMA KASIH pada Radio siaran Asing seperti, BBC dan VOA, yang telah membuka akses informasi bagi masyarakat kita sampai pelosok dan turut membina dan memajukan Radio Siaran Swasta lokal dalam hal peningkatan kemampuan jurnalistik bagi awak radio didaerah.
Pertanyaan BESAR! Apakah kita sebagai Jurnalis Radio, Pengusaha Radio, bahkan Pemerintah akan terus membiarkan kondisi ini, tanpa ikut serta berbuat untuk memajukan bangsa ini melalui kemudahan mendapatkan informasi melalui siaran radio?
Saatnya kita bangkit, kembali merebut peran kita dirumah sendiri, kenapa untuk memperoleh berita dalam rumah sendiri harus mendengar dari mulut tetangga? Selamat TAHUN BARU 2007 semoga kepedulian kita akan semakin bertambah. Amin
Edwin Howard Armstrong, Bapak Sirkuit | Ensiklopedi Tokoh Indonesia
ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA
Edwin Howard Armstrong
Penemu FM Radio dan Sirkuit
Ia penemu FM radio, sirkuit regeneratif dan superheterodin, sehingga ia dijuluki bapak sirkuit. Memamg sejak kecil, Armstrong si anak pemalu putra dari seorang penerbit buku (ayah) dan guru (ibu), ini sudah tertarik pada mesin, kereta api, dan segala peralatan yang dianggapnya aneh.
Berawal ketika usianya masih 14 tahun, ia membaca tentang telegraf buatan Marconi, dimana saat itu telah berhasil mengirimkan berita tanpa kawat ke seberang Samudra Atlantik, walaupun di tempat tujuan, suara kode Morse hanya terdengar sayup-sayup, tidak jelas. Sejak itulah ia bercita-cita ingin membuat suara radio sejelas mungkin.
Pria kelahiran 18 Desember 1890 di New York City, ini ketika masih berusia 17 tahun saja dan masih duduk di SMA, sudah mampu mewujudkan cita-citanya walaupun belum begitu sempurna. Ia telah berhasil membuat sendiri stasiun radio di rumahnya. Setelah menyelesaikan. SMA-nya ia kemudian masuk Fakultas Tekhnik Listrik, Universitas Columbia, universitas yang tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya sehingga ia bisa pulang-pergi naik sepeda motor merah, hadiah ulang tahun dari ayahnya.
Pada dekade yang bersamaan yaitu tepatnya pada tahun 1907, De Forest, juga menemukan ‘tabung hampa’ yang bernama trioda atau audion. ‘Tabung hampa’ tersebut dapat memperkuat suara yang lemah pada batas tertentu. Armstrong segera mempelajari tabung hampa buatan De Forest tersebut. Hasilnya, lima tahun kemudian atau pada tahun 1912 ia berhasil membuat sirkuit regeneratif atau sirkuit feedback.
Dengan sirkuit regeneratif atau sirkuit feedback tersebut, Armstrong yang warga negara Amerika Serikat dan seorang insinyur listrik, guru besar, jutawan, ini membuat ‘tabung hampa’-nya De Forest dapat memperkuat suara sampai beribu-ribu kali atau hampir mencapai setengah keras suara radio atau televisi zaman sekarang.
Dengan penemuan memperkeras suara radio tersebut, perdebatan sengit antara dirinya dengan De Forest untuk memperebutkan hak cipta atau paten penemuan tersebutpun terjadi. Pertengkaran di pengadilan sampai memakan waktu sampai 14 tahun dan perdebatan mereka di depan Mahkamah Agung Amerika Serikat terjadi sampai dua kali. Akhirnya, hakim memenangkan De Forest dan menyatakan Armstrong sebagai pihak yang kalah. Keputusan yang mungkin diakibatkan kekurangtahuan para hakim mengenai seluk-beluk listrik
enyikapi kekalahan Armstrong ini, para ilmuwan menganggap keputusan engadilan tersebut tidak adil dan tidak benar. Bahkan para ilmuwan memberi hadiah Medali Franklin kepada Armstrong. Medali yang merupakan hadiah tertinggi di Amerika Serikat bagi seorang ilmuwan yang berprestasi.
Pada usia 64 tahun, tepatnya pada tanggal 1 Februari 1954 di New
York City, tokoh besar fisika yang bisa disetarafkan dengan Ampere,
Bell, Faraday, dan Marconi, ini meninggal dunia. ► atur/mlp-ms
kita juga punya nih artikel mengenai gelombang radio, berikut linknya semoga bermanfaat ya :D
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2776/1/42.pdf